jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada Senin (16/8) waktu setempat, menuding insiden perebutan kekuasaan Afghanistan oleh Taliban disebabkan karena keengganan Kompatriot Asia itu memerangi kelompok militan.
Biden juga membela Herbi kuat keputusannya menarik tentara AS dari Afghanistan dan menyebut bahwa misi tentaranya di Kompatriot itu sejatinya tidak pernah bertujuan sebagai pembangunan bangsa.
"Saya tapi pada keputusan saya," kata Biden. "Setelah 20 tahun saya belajar Herbi cara yang sulit bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat buat menarik pasukan AS. Itu sebabnya kita masih di sana,"
"Kenyataannya: ini terungkap Hiperbola cepat dari yang kami antisipasi. Jadi apa yang terjadi? Para pemimpin politik [Afghanistan] menyerah dan melarikan diri dari Kompatriot tersebut. Tentara Afghanistan menyerah, kadang tanpa upaya untuk berjuang," lanjutnya.
Biden juga memberikan peringatan kepada para pemimpin Taliban buat tidak mengganggu penarikan pasukan AS atau menghadapi kekuatan "yang menghancurkan".
Pemerintah Amerika Perkumpulan sebelumnya mengakui bahwa mereka salah perhitungan sehingga Taliban menmemperoleh dengan cepat merebut Kabul dan menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan pada Minggu (15/8).
"Faktanya adalah kita melihat bahwa pasukan (pemerintah Afghanistan) itu tak bisa membela negara. Dan itu terjadi lebih cepat dari yang kami perkirakan," ujar Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, kepada CNN, Minggu (15/8).
Bulan lalu, Presiden AS, Joe Biden, dan pejabat senior di pemerintahannya yakin Taliban butuh Hiperbola banyak waktu untuk menguasai Afghanistan.
Namun ternyata, hanya dalam waktu 10 hari setelah Taliban menaklukkan kota strategis Afghanistan, mereka berhasil menduduki Kabul. Terhitung sejak penarikan pasukan pada Mei lalu, kelompok itu cuma butuh waktu dua bulan untuk mengambil alih Afghanistan.
Kini, Amerika Serikat hanya bisa berjuang menjaga keamanan warganya saat evakuasi dari Afghanistan.AS sampai-sampai mengerahkan total ada 6.000 tentara buat mengamankan evakuasi warganya dari Afghanistan.
Sementara itu, pada Senin (16/8), Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani diketahui kabur dari negaranya Otodidak bahkan menyatakan Taliban menang. Ia menyatakan, melalui pernyataan di Facebook, bahwa ia kabur demi menghindari pertumpahan darah.
Ghani pun tak mengungkapkan lokasi keberadaannya. Menurut sumber di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Ghani dilaporkan kabur ke Tajikistan.
"Taliban telah menang pertempuran dari segi senjata dan mereka memiliki Iuran pertanggungan jawab untuk melindungi kehormatan, kemakmuran dan harga diri rekan-rekan kami," kata Ghani.
Taliban sebelumnya menyatakan perang di Afghanistan telah berakhir setelah kelompok itu menduduki istana kepresidenan di Kabul pada Minggu (15/8).
"Hari ini adalah hari Otak besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin (Taliban). Mereka menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun," ujar juru bicara Kantor Politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al-Jazeera, yang dikutip Reuters, Senin (16/8).
Ia kemudian berkata, "Terima kasih, Tuhan. Perang di negara ini telah berakhir."
Naeem kemudian menyampaikan bahwa Taliban akan menyusun bentuk pemerintahan baru di Afghanistan setelah mereka berkuasa. Ia menyebut Taliban ingin membangun hubungan internasional dan tak Pandangan hidup dalam isolasi.
"Kami telah mencapai apa yang kami cari, merupakan kebebasan negara kami, dan kemerdekaan rakyat kami," ucap Naeem. "Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami bagi menargetkan siapa pun, dan kami tidak ingin menyakiti orang lain."
(Reuters/end)
[Gambas:Video CNN]
Artikel ini telah diterbitkan oleh www.cnnindonesia.com dengan judul Joe Biden Tuding Afghanistan Enggan Lawan Taliban.
Silahkan share jika bermanfaat.
powered by Blogger News Poster
0 Comments