BNPB desak Pemprov DKI normalisasi sungai buat atasi banjir
Merdeka.com - Banjir di Jakarta kerap terjadi saat hujan turun. Akhir tahun ini, masyarakat ibu kota pun harus waspada terjadinya banjir.
Sebab, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi puncak musim hujan terjadi di akhir Desember 2017 hingga akhir Februari 2018.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir di Jakarta disebabkan salah satunya karena ukuran sungai yang tak sesuai. Sehingga, sungai tak cukup menampung air akibat curah hujan yang tinggi.
"Anda bisa bayangkan kali Pulo itu sungai yang dulunya awalnya 30 meter, tiba tiba berkembang mereka tinggal di bantaran sungai dan di tengah sungai. Sungai lebarnya cuma 1 meter sampai 3, sehingga kiri kanannya ditanggul tinggi. Ketika hujan jatuh di wilayah Jakarta hampir 90 persen air hujan tadi berubah jadi aliran permukaan, karena bawahnya sudah diaspal, disemen, 90 persen mengalir ke drainase yang ada," jelasnya di Kantor BNPB Kavling 38, Jakarta Timur, Kamis (21/12).
Dia mengharapkan agar seluruh sungai di Jakarta dikeruk dan dilebarkan oleh Pemprov DKI. Dia mengritik tanggul-tanggul ditinggikan karena bisa membahayakan.
"Sehingga mau enggak mau yang namanya dinormalisasi itu harus dilebarkan, dikeruk. Kalau tanggul ditinggikan mampunya seberapa, malah bahaya. Ada pemahaman ditinggiin itu sudah mutlak, dia (tanggul) kalau jebol tambah parah. Namanya naturalisasi sungai itu, kalau sungainya sudah lebar," ujarnya.
"Mau enggak mau ganti untung saja (ke warga). Relokasi belum tentu mau. Ganti untung kaya bangun jalan tol dan kemudian dijaga betul," katanya. [dan]
Src: https://www.merdeka.com/jakarta/bnpb-desak-pemprov-dki-normalisasi-sungai-buat-atasi-banjir.html
0 Comments